KUSUMAWARDANI, ADELIA (2024) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DAN GREY FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (GREY-FMEA) (STUDI KASUS : PT. ARTANIAGA MEGAH GEMILANG). Skripsi thesis, Universitas Panca Marga.
|
Text
COVER ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Download (44kB) | Preview |
|
Text
DAFTAR ISI ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (97kB) |
||
|
Text
ABSTRAK ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Download (13kB) | Preview |
|
Text
BAB I ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (25kB) |
||
Text
BAB II ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (404kB) |
||
Text
BAB III ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (96kB) |
||
Text
BAB IV ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (493kB) |
||
Text
BAB V ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (25kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (141kB) |
||
Text
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI ADELIA KUSUMAWARDANI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (322kB) |
Abstract
Pengendalian kualitas adalah aspek krusial dalam proses produksi, mulai dari tahap pra-produksi hingga produk akhir dihasilkan. PT. Artaniaga Megah Gemilang, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang converting kertas, mengalami masalah pada kualitas produk cardboard. Produk cardboard sering kali mengalami cacat yang melebihi batas toleransi kegagalan sebesar 3% yang ditetapkan oleh perusahaan, dengan tingkat kegagalan sebesar 3,5% pada tahun 2023 yang berdampak negatif pada kualitas produk, kepuasan pelanggan, dan reputasi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan produksi cardboard dengan fokus pada tingkat kecacatan produk menggunakan pendekatan integratif dari Statistical Quality Control (SQC), Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), dan Grey Theory. Analisis SQC menunjukkan frekuensi flod defect, hole defect, dan precision defect masing-masing sebesar 150, 85, dan 65. Histogram dan analisis Pareto mengidentifikasi flod defect sebagai jenis kecacatan utama, menyumbang 80% dari total kecacatan. Peta kendali menunjukkan flod defect terkendali dengan proporsi ketidaksesuaian rata-rata 0,013. Dalam analisis FMEA, flod defect memiliki nilai RPN tertinggi 229,95, diikuti oleh hole defect dengan RPN 227,997, dan precision defect dengan RPN 229,14. Analisis Grey Theory menunjukkan perbedaan prioritas flod defect dengan nilai Grey 0,645 memiliki prioritas ke-2, hole defect dengan nilai Grey 0,641 memiliki prioritas ke-1, dan precision defect dengan nilai Grey 0,663 memiliki prioritas ke-3. Prioritas dalam Grey Theory menunjukkan bahwa kualitas lem dan teknik aplikasi lem harus menjadi fokus utama perbaikan, sementara pengaturan suhu dan tekanan juga memerlukan perhatian.
Item Type: | Thesis ( Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kualitas, Pengendalian Kualitas, SQC, FMEA, Grey Theory |
Subjects: | Fakultas Teknik |
Divisions: | Teknik Industri |
Depositing User: | Admin Perpustakaan |
Date Deposited: | 21 Dec 2024 01:53 |
Last Modified: | 21 Dec 2024 01:53 |
URI: | http://repository.upm.ac.id/id/eprint/4999 |
Actions (login required)
View Item |