PERLINDUNGAN HAK KORBAN ATAS PEMAKSAAN PERKAWINAN DENGAN PELAKU PERKOSAAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL

DEWI, LIA MURTI SARI (2023) PERLINDUNGAN HAK KORBAN ATAS PEMAKSAAN PERKAWINAN DENGAN PELAKU PERKOSAAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL. Skripsi thesis, Universitas Panca Marga.

[img]
Preview
Text
COVER SKRIPSI LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (54kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (158kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (16kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (221kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (182kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (298kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (165kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR KEPUSTAKAAN LIA MURTI SARI DEWI.pdf

Download (210kB) | Preview
[img]
Preview
Text
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI.pdf

Download (68kB) | Preview

Abstract

Korban kekerasan seksual sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan mereka memerlukan perlindungan baik dari negara maupun masyarakat untuk hidup bebas dari ancaman kekerasan, penyiksaan, dan perlakuan yang merendahkan martabat dan derajat manusia. Nikah paksa bertentangan dengan hak asasi manusia dan tidak sah secara hukum, dan pembatalan perkawinan dapat diajukan dengan dasar yang kuat. Proses perceraian atau pembatalan perkawinan memerlukan pertimbangan hukum dan sosial, serta peran saksi dari keluarga dan teman dekat dalam mencari kebenaran. Pentingnya menghormati hak asasi manusia dalam setiap proses hukum terkait perceraian atau pembatalan perkawinan ditekankan. Kekerasan seksual merupakan perilaku tercela yang melanggar norma-norma sosial, kesusilaan, dan hukum. Implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) merupakan langkah maju dalam menangani masalah ini, mengakui hak-hak korban, dan menjamin perlindungan serta kepastian hukum. Namun, tantangan dalam pemulihan hak korban masih harus diatasi. Pentingnya penegakan hukum dalam menciptakan masyarakat yang damai dan menghormati hak asasi manusia sangat ditekankan. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah harus melibatkan masyarakat secara aktif dan terus melakukan perbaikan pada sistem hukum yang ada. Penanganan kasus kekerasan seksual memerlukan bukti-bukti yang kuat, termasuk bantuan ahli psikolog atau psikiater untuk mengungkap akibat psikis pada korban.

Item Type: Thesis ( Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Perlindungan, Korban, Pemaksaan, Perkawinan
Subjects: Fakultas Hukum
Divisions: Hukum
Depositing User: Admin Perpustakaan
Date Deposited: 02 Feb 2024 03:21
Last Modified: 02 Feb 2024 03:21
URI: http://repository.upm.ac.id/id/eprint/4232

Actions (login required)

View Item View Item