ANGGRAENI, SUNDARI (2019) PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK TANPA PENETAPAN PENGADILAN DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Skripsi thesis, Universitas Panca Marga Probolinggo.
|
Text
COVER SKRIPSI SUNDARI ANGGRAENI.pdf Download (178kB) | Preview |
|
Text
DAFTAR ISI SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (14kB) |
||
|
Text
ABSTRAK SUNDARI ANGGRAENI.pdf Download (8kB) | Preview |
|
Text
BAB I SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (210kB) |
||
Text
BAB II SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (317kB) |
||
Text
BAB III SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (348kB) |
||
Text
BAB IV SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (26kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA SUNDARI ANGGRAENI.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (116kB) |
Abstract
Suatu perkawinan tidak mungkin dapat lepas dari keinginan untuk mendapatan keturunan (anak), sebab dari keturunan (anak) itulah diharapkan akan menambah keharmonisan dari rumah tangga itu sendiri di samping untuk melanjutkan generasi berikut. Tetapi ada kalanya dalam suatu perkawinan ini tidak dikaruniai anak, maka dilakukanlan pengangkatan anak. Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan mengambil anak orang lain kedalam keluarga sendiri sedemikian rupa, sehingga antara orang yang mengangkat anak dan anak yang dipungut itu timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seperti yang ada antara orang tua dengan anak kandung sendiri. Proses pengangkatan anak dan memelihara anak tersebut sehingga menjadi dewasa tentunya menimbulkan hubungan emosional layaknya hubungan yang berlangsung dalam suatu keluarga antara bapak dan ibu di satu pihak dan anak angkat di lain phak. Praktis pula hubungan tercipta secara timbal balik layaknya dalam sebuah lingkungan keluarga inilah awal mula terbangunnya hak-hak dan kewajiban antara kedua belah pihak utamanya dalam masalah pewarisan harta kekayaan yang ada di dalam keluarga tersebut. Dengan adanya anak orang lain untuk dijadikan sebagai anak sendiri, timbuil suatu hubungan dan akibat hukum diantara keduanya. Akibat hukum terhadap anak ini adalah bahwa anak angkat itu mempunyai kedudukan hukum terhadap yang mengangkatnya, mempunyai kedudukan hukum sama dengan turunannya sendiri, yaitu termasuk hak untuk mawaris kekayaan yang ditinggalkan oleh orang angkatnya pada waktu meninggal dunia. Kedudukan anak angkat terhadap harta peninggalan orang tua angkatnya, bahwa jikalau barang gono-gini tidak mencukupi oleh karena adanya anak kandung, pada pembagian harta peninggalan nanti anak angkat dapat meminta bagian dari barang asal orang tua angkatnya yang tidak mempunyai anak kandung. Disini kedudukan anak angkat dengan anak kandung sendiri sepenuhnya sama, juga dalam hal menutup anggota-anggota kerabat lainnya sebagai waris, ini adalah semata-mata merupakan pengetrapan konsekwen daripada asas, bahwa adopsi adalah pengangkatan anak orang lain sebagai anak sendiri. Jadi dengan demikian kedudukan anak angkat terhadap harta orang tua angkatnya tidak hanya terbatas pada harta gono-gini saja.
Item Type: | Thesis ( Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Anak Angkat, Pewarisan |
Subjects: | Fakultas Hukum |
Divisions: | Hukum |
Depositing User: | Admin Perpustakaan |
Date Deposited: | 27 Oct 2020 02:45 |
Last Modified: | 27 Oct 2020 02:45 |
URI: | http://repository.upm.ac.id/id/eprint/1426 |
Actions (login required)
View Item |