PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PROSES PENGERINGAN DAUN ECENG GONDOK (Eichornia Crassipes) DENGAN UJI PEMBAKARAN BIOETANOL

KHOLIL, AHMAD (2020) PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PROSES PENGERINGAN DAUN ECENG GONDOK (Eichornia Crassipes) DENGAN UJI PEMBAKARAN BIOETANOL. Skripsi thesis, Universitas Panca Marga Probolinggo.

Preview	Text COVER SKRIPSI AHMAD KHOLIL.pdf Download (132kB) | Preview
	Text DAFTAR ISI AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (88kB)
Preview	Text ABSTRAK AHMAD KHOLIL.pdf Download (95kB) | Preview
	Text BAB I AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (173kB)
	Text BAB II AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (439kB)
	Text BAB III AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (203kB)
	Text BAB IV AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (1MB)
	Text BAB V AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (10kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA AHMAD KHOLIL.pdf Restricted to perpustakaan UPM Download (8kB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis proses pembakaran bioetanol dari eceng gondok. Eceng gondok saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga peneliti memilih untuk memanfaatkan eceng gondok. Di Probolinggo tepatnya daerah Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok terdapat sumber air yang biasa disebut sumber air sentong. Sumber air Sentong selama ini masih dibiarkan, sehingga ditumbuhi tanaman eceng gondok. Eceng gondok berkembangbiak hingga hampir memenuhi sumber air sentong. Oleh sebab itu eceng gondok dianggap sebagai hama di sumber mata air setong. Dari beberapa bahan baku diatas peneliti memilih bioetanol berbahan dasar eceng gondok karena eceng gondok dinilai sebagi tanaman yang tidak bermanfaat dan berjumlah banyak. Dibandingakan dengan bahan baku lain yang memiliki manfaat sebagai bahan pangan. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Bioetanol sebagai bahan bakar memiliki karakter, mudah menguap, tidak berwarna, dan mudah terbakar. Eceng Gondok merupakan tanaman gulma bagi masyarakat dikarenakan pertumbuhannya yang sangat pesat, tempat tumbuhnya eceng gondok biasanya di perairan yang dangkal dan berair keruh dengan suhu sekitar 280C-300C dengan kondisi pH sekitar 4-12, tanaman eceng gondok ini bisa di buat bahan bakar bioetanol dengan melalui beberapa tahapan proses yaitu survei lokasi, pengambilan eceng gondok, pemotongan daun eceng gondok, pengeringan, fermentasi, detilasi dan uji pembakaran, bioetanol merupakan bahan bakar alternatif pengganti bensin yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, pada penelitian ini jenis data yang hendak dikumpulkan berupa proses uji bioetanol pada daun eceng gondok, data merupakan hasil catatan penelitian dalam kegiatan pembuatan bioetanol, daun eceng gondok menjadi sumber data utama karena peneliti ingin mengetahui rambat api yang di hasilkan dari daun eceng gondok yang sudah menjadi bioetanol, penelitian ini menggunakan 3 sempel proses pengeringan yaitu 80, 85, dan 90 derajat celsius, dengan bahan pupuk urea 15 gram, ragi 15 gram, eceng gondok kering yang sudah di haluskan dengan berat 100 gram serta air 2 liter menghasilkan bioetanol sebanyak 15 mililiter dengan mengunakan alat destilasi sederhana, untuk hasil uji pembakaran dengan 3 sempel tersebut di peroleh pengeringan daun eceng gondok dengan suhu 80 derajat celsius menghasilkan warna kuning, pada api sisi kanan di peroleh 25 mm, puncak api 45 mm, api sisi kiri 15 mm, dengan lebar 17,5 mm, untuk suhu 85 derajad celsius menghasilkan warna kuning dengan sisi kanan 35 mm, puncak api 55mm, sisi kiri 35 mm, dan lebar 16 mm, sedangkan untuk suhu 90 derajat celsius menghasilkan warna yang sama yaitu warna kuning dengan sisi kanan 45 mm, puncak api 75 mm, sisi kiri 45 mm, dan lebar 20 mm.

Actions (login required)

View Item